Di era serba digital seperti sekarang, dunia kerja telah mengalami transformasi besar. Banyak pekerjaan tradisional yang hilang atau bergeser, digantikan oleh sistem otomatis, kecerdasan buatan, dan teknologi digital lainnya. Di sisi lain, profesi-profesi baru bermunculan—dari data analyst, content creator, hingga digital marketer. Namun, ada satu pertanyaan besar: apakah generasi muda benar-benar siap menyambut perubahan ini?
Sebagai mahasiswa jurusan Teknologi Informasi, saya sering merasa bahwa apa yang diajarkan di bangku kuliah belum sepenuhnya relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Mata kuliah masih banyak yang fokus pada teori, bukan pada praktik atau proyek dunia nyata. Padahal, saat lulus nanti, dunia kerja menuntut kita untuk langsung bisa, bukan hanya mengerti konsep.
Contoh paling nyata adalah ketika saya mengikuti pelatihan di luar kampus, seperti bootcamp pemrograman atau pelatihan UI/UX. Di sana, saya belajar lebih cepat dan lebih aplikatif dibanding di kelas. Banyak teman saya yang bahkan memilih belajar mandiri lewat internet atau kursus online karena merasa materi di kampus terlalu lambat mengikuti perkembangan zaman.
Di sisi lain, perusahaan juga sering mengeluhkan bahwa lulusan baru tidak siap kerja. Mereka harus dilatih lagi dari awal karena tidak menguasai alat atau teknologi yang sedang digunakan industri. Ini bukan sepenuhnya kesalahan mahasiswa. Sistem pendidikan kita perlu berbenah—lebih terbuka pada perubahan, lebih banyak berkolaborasi dengan industri, dan lebih fokus pada soft skill dan keterampilan digital.
Pemerintah juga memegang peran penting. Kebijakan pendidikan harus menekankan pentingnya link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri. Jangan sampai kampus hanya jadi pabrik ijazah yang tidak mencetak SDM yang relevan.
Sebagai generasi muda, kami siap belajar dan beradaptasi. Tapi kami juga butuh sistem yang mendukung. Dunia kerja masa depan adalah dunia digital, dan jika pendidikan kita tidak segera berubah, maka akan semakin banyak anak muda yang tertinggal—bukan karena tidak mampu, tapi karena tidak dibekali dengan benar.