Sebagai guru di sekolah menengah pertama, saya kerap menghadapi pertanyaan dan kebingungan dari siswa terkait tubuh, perubahan diri, dan hubungan lawan jenis. Ironisnya, ketika topik ini muncul di kelas atau dalam diskusi antar guru, reaksi yang muncul masih sama: “Itu belum waktunya diajarkan.” Padahal, justru karena tidak diajarkan dengan benar, anak-anak mencari tahu sendiri dari sumber yang belum tentu aman atau tepat.
Masih banyak orang tua yang menganggap pendidikan seks itu tabu. Mereka khawatir anak-anak akan menjadi ‘liar’ jika tahu soal seksualitas sejak dini. Padahal, maksud dari pendidikan seks bukan mengajarkan bagaimana melakukan hubungan seksual, melainkan memberi pemahaman tentang tubuh, batasan pribadi, perlindungan diri, dan tanggung jawab sosial.
Anak-anak yang paham tentang tubuhnya cenderung lebih bisa menjaga diri dan tahu mana yang pantas dan mana yang tidak. Mereka juga akan lebih siap menghadapi masa pubertas tanpa rasa malu atau bingung. Tanpa pengetahuan ini, mereka rentan menjadi korban kekerasan seksual atau pelecehan, bahkan tanpa sadar.
Dalam beberapa kasus di sekolah, saya mendapati anak perempuan yang tidak tahu kenapa mereka mengalami menstruasi. Ada juga anak laki-laki yang mulai diejek karena perubahan suara dan fisik, dan mereka tidak tahu bagaimana merespons. Ini semua terjadi karena minimnya ruang diskusi dan edukasi.
Pendidikan seks harus dimulai dari rumah dan dilanjutkan di sekolah, dengan pendekatan yang sesuai usia. Bukan hanya tentang organ reproduksi, tapi juga tentang relasi sehat, rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain, serta nilai moral dan sosial yang membentuk kepribadian.
Pemerintah dan sekolah perlu lebih berani memasukkan materi ini ke dalam kurikulum secara terbuka dan sistematis, bukan sekadar disisipkan dalam pelajaran biologi atau dibahas sepintas lalu. Guru juga harus diberi pelatihan khusus agar bisa menyampaikan materi ini dengan bijak, tidak canggung, dan tetap sesuai nilai budaya lokal.
Sebagai pendidik, saya percaya bahwa membekali anak dengan informasi yang benar adalah bentuk perlindungan terbaik. Pendidikan seks bukan soal tabu—ini soal keselamatan, kesehatan, dan masa depan mereka.